Close Menu
    What's Hot

    UIN Ar-Raniry Salurkan Bantuan Pendidikan Semester Ganjil 2025/2026

    09/01/2025

    Mahasiswa KPM Internasional Fakultas Psikologi UIN Ar-Raniry Memulai Program Orang Tua Angkat di Kampung Yan Dulang Kecil

    08/26/2025

    Perlombaan Sukaneka Mahasiswa Fakultas Psikologi KPM UIN Ar-Raniry Bersama Masyarakat Kampung Kedah, Sungai Mas, Malaysia

    08/24/2025
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Jumat, Oktober 10
    Facebook X (Twitter) Instagram
    kopelmanews.comkopelmanews.com
    Demo
    • Home
    • Nasional
    • Internasional
    • Politik
    • Pendidikan
    • Ekonomi
    • Olahraga
    • Kesehatan
    • Hiburan
    • Teknologi
    • Otomotif
    • Redaksi
    kopelmanews.comkopelmanews.com
    Home ยป Fatherless : Fenomena Ketidakhadiran Peran Seorang Ayah
    Opini

    Fatherless : Fenomena Ketidakhadiran Peran Seorang Ayah

    admin@kopelmanews.comBy admin@kopelmanews.com02/22/2025Updated:02/22/2025Tidak ada komentar130 Views
    Facebook Twitter Pinterest LinkedIn WhatsApp Reddit Tumblr Email
    Penulis | Aufa Nabila Septiasih, Mahasiswi UIN Ar-Raniry, Fakultas Psikologi, Prodi Psikologi
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

    Aceh, kopelmanews.com – Kita sering mendengar tentang pentingnya seorang ibu dalam keluarga. Kasih sayang dan perhatian ibu dianggap sebagai fondasi utama bagi perkembangan anak. Namun, sering kali kita melupakan peran ayah. Padahal, kehadiran seorang ayah, baik secara fisik maupun emosional, juga krusial bagi keseimbangan keluarga dan masa depan anak-anak.

    Bahkan akhir-akhir ini Indonesia mendapat peringkat fatherless 3 tertinggi di dunia. Hal ini dapat di buktikan pada data dari UNICEF pada tahun 2021, sekitar 20,9 persen anak Indonesia kehilangan peran dan kehadiran ayah dalam keseharian mereka. Sementara itu, menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam periode yang sama, hanya 37,17 persen anak usia 0,5 tahun yang diasuh secara penuh oleh kedua orang tua, baik ibu maupun ayah. Sehingga hal ini terbukti bahwa masih adanya kesenjangan signifikan dalam peran pengasuhan orang tua, khususnya peran seorang ayah.

    Indonesia masih beranggapan bahwa kewajiban laki-laki yaitu mencari nafkah sedangkan urusan rumah kewajiban perempuan. Doktrin seperti ini yang membuat ketidaksetaraan gender tinggi sehingga menyebabkan fatherless banyak ditemukan di Indonesia.

    Apa sih, Fatherless itu?

    Nah, jadi fatherless adalah sebuah fenomena ketidakhadiran peran seorang ayah terhadap tumbuh kembang anaknya baik secara fisik maupun psikologis. Hal ini terjadi karena kurangnya kepekaan terhadap tanggung jawab seorang ayah terhadap anaknya. Fatherless tidak semata-mata merujuk pada anak-anak yang tumbuh tanpa ayah secara fisik akibat perceraian, kematian, atau kepergian. Lebih dari itu, fatherless mencakup situasi di mana seorang ayah hadir secara fisik, namun absen secara emosional. Ayah yang terlalu sibuk dengan pekerjaan, kurang terlibat dalam kehidupan anak, atau tidak mampu menjalin hubungan yang sehat dan suportif, juga dapat menciptakan jurang fatherless yang sama. Dalam kondisi ini, anak merasa kehilangan figur ayah yang seharusnya menjadi panutan, pembimbing, dan sumber rasa aman. Ketidakhadiran ayah secara emosional dapat menimbulkan dampak negatif pada perkembangan anak, seperti masalah perilaku, kesulitan dalam belajar, rendahnya motivasi, hingga masalah emosional seperti depresi dan kecemasan. Oleh karena itu, penting bagi para ayah untuk menyadari peran penting mereka dalam pengasuhan anak dan berupaya untuk hadir secara utuh, baik fisik maupun psikologis, dalam kehidupan anak-anak mereka.

    Dampak Fatherless terhadap Anak

    Kehilangan sosok ayah dapat memberikan dampak yang signifikan pada perkembangan emosional anak. Adapun dampak yang lain seperti:

    • Kurang percaya diri

    Kehilangan figur ayah berpotensi menurunkan rasa percaya diri seorang anak karena beberapa alasan. Pertama, ayah seringkali menjadi sumber dukungan emosional dan praktis. Tanpa kehadirannya, anak mungkin merasa kurang aman dan tidak memiliki tempat untuk mencari nasihat atau bantuan saat menghadapi tantangan. Kedua, ayah seringkali menjadi teladan penting, terutama bagi anak laki-laki. Anak belajar tentang peran gender, nilai-nilai, dan keterampilan hidup dengan mengamati dan meniru perilaku ayah mereka. Ketiadaan figur teladan ini dapat membuat anak merasa kehilangan arah dan kurang yakin dengan kemampuan mereka sendiri. Ketiga, dalam banyak keluarga, ayah memiliki peran otoritas. Kehilangan figur otoritas ini dapat menyebabkan anak merasa kurang disiplin dan kurang mampu mengendalikan diri, yang pada akhirnya dapat memengaruhi rasa percaya diri mereka dalam berbagai situasi sosial dan akademis. Dengan demikian, absennya figur ayah dapat menciptakan kekosongan yang signifikan dalam kehidupan seorang anak, yang berdampak negatif pada perkembangan rasa percaya dirinya.

    • Rawan terlibat dalam kekerasan

    Anak-anak yang tumbuh besar tanpa kehadiran ayah sering kali lebih berisiko terlibat dalam kekerasan, entah sebagai pelaku atau korban. Hal ini bisa terjadi karena mereka mungkin kekurangan sosok pelindung dan pengawas yang stabil seperti yang biasanya diberikan oleh seorang ayah. Tanpa kehadiran ayah, mereka jadi lebih rentan terhadap pengaruh buruk dan kurang memiliki panutan yang kuat untuk menghindari perilaku agresif atau situasi berbahaya.

    • Kesulitan dalam bersosialisasi

    Anak yang tidak memiliki figur ayah yang baik bisa jadi kesulitan belajar cara bergaul dan membangun hubungan yang sehat dengan orang lain. Sosok ayah penting sebagai contoh bagaimana berinteraksi dalam masyarakat.

    • Penurunan kemampuan akademis

    Anak-anak yang tumbuh tanpa kehadiran sosok ayah sering kali menghadapi tantangan dalam hal pendidikan dan proses belajar mereka. Hal ini disebabkan oleh minimnya dukungan serta motivasi akademis yang berkelanjutan. Ketidakhadiran seorang ayah dapat mengakibatkan kurangnya bimbingan yang diperlukan untuk membantu anak-anak dalam mencapai potensi mereka di sekolah. Tanpa dorongan yang konsisten, anak-anak mungkin merasa kurang percaya diri atau kehilangan semangat untuk belajar, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi prestasi akademis mereka. Dukungan emosional dan intelektual dari seorang ayah sering kali menjadi faktor penting dalam perkembangan pendidikan anak, sehingga ketidakadaan sosok ini dapat menciptakan kesenjangan dalam pengalaman belajar mereka.

    Menurut saya, fenomena fatherless atau ketidakhadiran ayah, baik secara fisik maupun psikologis, dapat memberikan dampak yang berbeda pada setiap anak. Penting untuk menyadari dampak negatif ini dan berupaya untuk memperbaikinya. Perubahan dapat dimulai dengan memberikan perhatian, bimbingan, dan dukungan kepada anak-anak yang tumbuh tanpa peran ayah, meskipun tidak dapat sepenuhnya menggantikan peran seorang ayah

    Mitos dan Fakta tentang Fatherless

    Fatherless, atau kondisi ketika seorang anak tumbuh tanpa kehadiran fisik atau emosional seorang ayah, seringkali dikaitkan dengan berbagai stigma negatif. Mitos yang umum berkembang di masyarakat adalah anak-anak yang mengalami fatherless cenderung menjadi nakal dan tidak terkontrol, seolah perceraian atau kepergian ayah secara otomatis membentuk karakter negatif pada anak. Tak jarang, terdengar komentar seperti, “Orang tuanya cerai, jadi dia ikut ibunya, makanya nakal,” atau “Ayahnya meninggal, jadi dia tinggal sama ibunya, tidak tahu anaknya di luar seperti apa.” Opini tersebut menggambarkan bahwa ketidakhadiran ayah dianggap sebagai penyebab utama kenakalan remaja.

    Namun, realitasnya tidak sesederhana itu. Tidak semua anak yang tumbuh dalam kondisi fatherless menjadi nakal atau berperilaku buruk. Banyak dari mereka justru termotivasi untuk meraih kesuksesan, menjadikan pengalaman fatherless sebagai pemicu semangat untuk tidak mengulangi pengalaman pahit orang tua mereka. Mereka bertekad untuk membuktikan bahwa tanpa sosok ayah pun, mereka bisa meraih yang terbaik dan memberikan yang terbaik bagi diri mereka sendiri dan orang-orang di sekitar mereka. Hal ini menunjukkan bahwa ketidakhadiran ayah bukanlah vonis, melainkan tantangan yang dapat diatasi dengan motivasi dan tekad yang kuat.

    Akademis Bersosialisasi Fatherless Peran Ayah
    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email
    admin@kopelmanews.com
    • Website

    Related Posts

    Mahasiswa perantau Aceh asal Sumut soroti Perihal kebijakan Plat Gubernur Sumut

    09/29/2025

    Dana Otsus Aceh: Antara Harapan dan Realita Pembangunan

    07/27/2025

    Kecerdasan Buatan sebagai Mitra Produktivitas di Era Digital

    07/26/2025
    Leave A Reply Cancel Reply

    Top Posts

    Dana Otsus Aceh: Antara Harapan dan Realita Pembangunan

    07/27/20253,164

    Ketenangan Jiwa dalam Zikir dan Doa

    05/09/20252,710

    Kenapa Gen Z Gampang Overthinking?

    06/12/20251,178

    Bumi Tak Butuh Kita Tapi Kita Butuh Bumi

    06/12/20251,046
    Don't Miss
    Top News

    Diskusi Bersama Rektor UIN Ar-Raniry: Kolaborasi Menyambut Milad UIN Ar-Raniry ke-62 dan IMARSU ke-8

    By admin@kopelmanews.com10/05/202573

    Tarian Delapan Etnis asal Sumatera Utara. Seluruh penari berasal dari Sanggar Tari IMARSU, yang diharapkan turut memeriahkan peringatan Milad ke-62 UIN Ar-Raniry.

    Pelatihan Implementasi Teknologi Vertikultur Hidroponik sebagai Peningkatan Ekonomi Pertanian Urban bagi Masyarakat Perumahan Calok Giri

    10/02/2025

    Mahasiswa perantau Aceh asal Sumut soroti Perihal kebijakan Plat Gubernur Sumut

    09/29/2025

    Silaturrahmi Mahasiswa BSA dan ABSA: Nostalgia, Beasiswa, hingga Prospek Karier

    09/29/2025
    Stay In Touch
    • Facebook
    • Twitter
    • Pinterest
    • Instagram
    • YouTube
    • Vimeo
    • LinkedIn
    • TikTok
    • Threads

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from SmartMag about art & design.

    About Us
    About Us

    KOPELMANEWS
    Jl. Teuku Nek, Lamtheun, Kec. Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar, Aceh

    We're accepting new partnerships right now.

    Email Us: admin@kopelmanews.com
    Contact: +62 851 1720 2024

    Facebook X (Twitter) YouTube WhatsApp
    Our Picks

    Diskusi Bersama Rektor UIN Ar-Raniry: Kolaborasi Menyambut Milad UIN Ar-Raniry ke-62 dan IMARSU ke-8

    10/05/2025

    Pelatihan Implementasi Teknologi Vertikultur Hidroponik sebagai Peningkatan Ekonomi Pertanian Urban bagi Masyarakat Perumahan Calok Giri

    10/02/2025

    Mahasiswa perantau Aceh asal Sumut soroti Perihal kebijakan Plat Gubernur Sumut

    09/29/2025
    Most Popular

    Dana Otsus Aceh: Antara Harapan dan Realita Pembangunan

    07/27/20253,164

    Ketenangan Jiwa dalam Zikir dan Doa

    05/09/20252,710

    Kenapa Gen Z Gampang Overthinking?

    06/12/20251,178
    Stats
    © 2025 KN Team
    • Home
    • Buy Now

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.