Close Menu
    What's Hot

    UIN Ar-Raniry Salurkan Bantuan Pendidikan Semester Ganjil 2025/2026

    09/01/2025

    Mahasiswa KPM Internasional Fakultas Psikologi UIN Ar-Raniry Memulai Program Orang Tua Angkat di Kampung Yan Dulang Kecil

    08/26/2025

    Perlombaan Sukaneka Mahasiswa Fakultas Psikologi KPM UIN Ar-Raniry Bersama Masyarakat Kampung Kedah, Sungai Mas, Malaysia

    08/24/2025
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Jumat, Oktober 10
    Facebook X (Twitter) Instagram
    kopelmanews.comkopelmanews.com
    Demo
    • Home
    • Nasional
    • Internasional
    • Politik
    • Pendidikan
    • Ekonomi
    • Olahraga
    • Kesehatan
    • Hiburan
    • Teknologi
    • Otomotif
    • Redaksi
    kopelmanews.comkopelmanews.com
    Home » Jarak yang Membisu: Imbas Komunikasi Minim dalam Keluarga pada Anak Rantau
    Opini

    Jarak yang Membisu: Imbas Komunikasi Minim dalam Keluarga pada Anak Rantau

    admin@kopelmanews.comBy admin@kopelmanews.com05/27/2025Updated:05/27/2025Tidak ada komentar31 Views
    Facebook Twitter Pinterest LinkedIn WhatsApp Reddit Tumblr Email
    Siti Rafa Syahirah | Jarak yang Membisu: Imbas Komunikasi Minim dalam Keluarga pada Anak Rantau
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

    Aceh, kopelmanews.com – Hidup jadi anak rantau itu nggak segampang yang kelihatannya. Mungkin dari luar kelihatan keren kuliah atau kerja di kota besar, jauh dari rumah, mandiri, bisa atur hidup sendiri. Tapi, di balik semua itu, ada satu hal yang sering jadi tantangan paling besar rasa jauh, bukan cuma secara fisik, tapi juga secara emosional. Salah satu penyebab utamanya? Kurangnya komunikasi dengan keluarga.Banyak dari kita ngerasa kalau “komunikasi keluarga” itu hal sepele. Cuma ngobrol lewat telepon atau kirim chat seminggu sekali, udah dianggap cukup. Padahal, buat anak rantau komunikasi itu bukan cuma soal kabar atau tanya “udah makan belum”. Itu adalah jembatan emosional yang ngebantu mereka ngerasa tetap terhubung, tetap punya tempat pulang, walau secara fisik berjauhan.

    Kenapa Komunikasi Itu Penting Banget Buat Anak Rantau?

    Coba bayangin kamu ada di kota yang asing, jauh dari orang-orang yang biasanya jadi support system kamu. Kamu harus mulai semuanya dari nol teman baru, lingkungan baru, rutinitas baru. Awalnya mungkin seru, tapi lama-lama pasti kerasa capek. Di saat-saat seperti gitu, komunikasi sama keluarga bisa jadi satu-satunya hal yang bikin kamu kuat. Sekedar telepon 10 menit dari orang tua bisa ngebantu banget buat ngurangin rasa sepi. Tapi sayangnya, tidak semua anak rantau punya privilege itu. Banyak juga yang ngerasa hubungan sama keluarganya makin renggang sejak mereka merantau. Bisa jadi karena sibuk, gengsi, atau bahkan ada konflik yang belum selesai dari masa lalu. Akhirnya, komunikasi jadi jarang, dan hubungan pun terasa hambar. Padahal, saat komunikasi berhenti, di situlah mulai muncul “jarak yang tak terlihat”. Bukan lagi soal jarak kota atau provinsi, tapi jarak hati.

    Dampaknya ke Mental Anak Rantau

    Kurangnya komunikasi dari keluarga bisa ngasih dampak besar ke kesehatan mental anak rantau. Banyak anak rantau yang mulai ngerasa sendirian, terisolasi bahkan sampai ngalamin krisis identitas. Mereka mulai bertanya-tanya: “Aku ini siapa sih?”, “Kalau aku lagi susah, siapa yang bisa aku andalkan?”, “Masih ada yang peduli nggak ya sama aku di rumah?”. Rasa sepi itu bisa berubah jadi kecemasan, overthinking, sampai depresi ringan. Apalagi kalau di perantauan mereka juga tidak punya teman dekat atau lingkungan yang suportif. Tidak jarang juga anak rantau jadi susah cerita, bahkan ngerasa tabu buat curhat soal masalah pribadi ke keluarga, karena takut dianggap manja atau tidak kuat. Kalau komunikasi udah renggang dari awal, mereka jadi makin sungkan buat mulai. Ada rasa canggung, takut salah ngomong, atau ngerasa percuma karena respon dari keluarga juga biasa aja. Hal ini bisa memperparah perasaan tidak dihargai atau tidak dianggap.

    Peran Keluarga: Jangan Cuma Tuntut, Tapi Juga Dengarkan

    Sering kali keluarga cuma fokus ke hasil nilai kuliah bagus, kerja yang mapan, atau mandiri secara finansial. Tapi lupa kalau proses menuju semua itu penuh perjuangan yang tidak ringan. Anak rantau butuh dukungan moral, apresiasi, dan yang paling penting rasa dimengerti. Komunikasi yang sehat dari keluarga bisa bikin anak rantau ngerasa dihargai, didengar, dan tidak sendirian. Keluarga harus mulai sadar kalau komunikasi bukan cuma soal “tanya kabar”. Tapi juga soal empati, mendengarkan tanpa menghakimi, dan membuka ruang buat anak bercerita. Kadang, anak rantau cuma butuh didengarkan tanpa harus dikuliahi. Mereka butuh dipeluk lewat kata-kata, bukan ditekan dengan ekspektasi.

    Buat Anak Rantau: Jangan Takut Mulai Duluan

    Di sisi lain, anak rantau juga punya peran penting buat jaga komunikasi. Kadang gengsi atau rasa kecewa bikin kita malas ngobrol duluan. Tapi kalau terus-terusan nunggu, jaraknya tidak akan pernah mengecil. Justru hubungan itu harus dijaga dari dua arah. Tidak apa-apa mulai dari hal kecil, kayak kirim pesan random, share foto makanan, atau nanya kabar adik di rumah. Kadang hal kecil bisa jadi awal dari percakapan panjang yang hangat. Tidak semua keluarga bisa langsung terbuka, tapi komunikasi itu bisa dibangun pelan-pelan. Yang penting ada niat buat tetap terhubung, walau jauh.

    Kesimpulannya

    Jarak Fisik Bisa Dihadapi, Tapi Jarak Emosional Harus Diatasi. Jadi anak rantau memang penuh tantangan. Tapi hal yang paling menyakitkan bukan soal jauh dari rumah, melainkan rasa tidak terhubung dengan orang-orang yang seharusnya paling dekat. Kurangnya komunikasi dalam keluarga bisa bikin anak rantau kehilangan arah, merasa sendirian, bahkan kehilangan rasa “rumah” dalam arti sebenarnya. Sudah saatnya kita semua sadar bahwa komunikasi bukan cuma soal ngobrol, tapi soal membangun hubungan. Keluarga perlu lebih terbuka dan hadir secara emosional, sementara anak rantau juga harus berani mulai duluan. Karena dalam jarak yang jauh, komunikasi adalah satu-satunya cara untuk tetap dekat.

    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email
    admin@kopelmanews.com
    • Website

    Related Posts

    Mahasiswa perantau Aceh asal Sumut soroti Perihal kebijakan Plat Gubernur Sumut

    09/29/2025

    Dana Otsus Aceh: Antara Harapan dan Realita Pembangunan

    07/27/2025

    Kecerdasan Buatan sebagai Mitra Produktivitas di Era Digital

    07/26/2025
    Leave A Reply Cancel Reply

    Top Posts

    Dana Otsus Aceh: Antara Harapan dan Realita Pembangunan

    07/27/20253,164

    Ketenangan Jiwa dalam Zikir dan Doa

    05/09/20252,710

    Kenapa Gen Z Gampang Overthinking?

    06/12/20251,178

    Bumi Tak Butuh Kita Tapi Kita Butuh Bumi

    06/12/20251,046
    Don't Miss
    Top News

    Diskusi Bersama Rektor UIN Ar-Raniry: Kolaborasi Menyambut Milad UIN Ar-Raniry ke-62 dan IMARSU ke-8

    By admin@kopelmanews.com10/05/202573

    Tarian Delapan Etnis asal Sumatera Utara. Seluruh penari berasal dari Sanggar Tari IMARSU, yang diharapkan turut memeriahkan peringatan Milad ke-62 UIN Ar-Raniry.

    Pelatihan Implementasi Teknologi Vertikultur Hidroponik sebagai Peningkatan Ekonomi Pertanian Urban bagi Masyarakat Perumahan Calok Giri

    10/02/2025

    Mahasiswa perantau Aceh asal Sumut soroti Perihal kebijakan Plat Gubernur Sumut

    09/29/2025

    Silaturrahmi Mahasiswa BSA dan ABSA: Nostalgia, Beasiswa, hingga Prospek Karier

    09/29/2025
    Stay In Touch
    • Facebook
    • Twitter
    • Pinterest
    • Instagram
    • YouTube
    • Vimeo
    • LinkedIn
    • TikTok
    • Threads

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from SmartMag about art & design.

    About Us
    About Us

    KOPELMANEWS
    Jl. Teuku Nek, Lamtheun, Kec. Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar, Aceh

    We're accepting new partnerships right now.

    Email Us: admin@kopelmanews.com
    Contact: +62 851 1720 2024

    Facebook X (Twitter) YouTube WhatsApp
    Our Picks

    Diskusi Bersama Rektor UIN Ar-Raniry: Kolaborasi Menyambut Milad UIN Ar-Raniry ke-62 dan IMARSU ke-8

    10/05/2025

    Pelatihan Implementasi Teknologi Vertikultur Hidroponik sebagai Peningkatan Ekonomi Pertanian Urban bagi Masyarakat Perumahan Calok Giri

    10/02/2025

    Mahasiswa perantau Aceh asal Sumut soroti Perihal kebijakan Plat Gubernur Sumut

    09/29/2025
    Most Popular

    Dana Otsus Aceh: Antara Harapan dan Realita Pembangunan

    07/27/20253,164

    Ketenangan Jiwa dalam Zikir dan Doa

    05/09/20252,710

    Kenapa Gen Z Gampang Overthinking?

    06/12/20251,178
    Stats
    © 2025 KN Team
    • Home
    • Buy Now

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.