Close Menu
    What's Hot

    Sikap Mahasiswa Aceh di Libya atas Polemik 4 Pulau Aceh

    06/15/2025

    Fakultas Psikologi UIN Ar-Raniry Gelar Talkshow Internasional Series 2, “Phobia Pernikahan dari Tiga Belahan Dunia”

    06/01/2025

    Komunitas SAN Gelar Rapat Kerja dan Sosialisasi Pasar Modal Indonesia Bersama Korea Investment & Sekuritas Indonesia

    05/04/2025
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Senin, Juni 16
    Facebook X (Twitter) Instagram
    kopelmanews.comkopelmanews.com
    Demo
    • Home
    • Nasional
    • Internasional
    • Politik
    • Pendidikan
    • Ekonomi
    • Olahraga
    • Kesehatan
    • Hiburan
    • Teknologi
    • Otomotif
    • Redaksi
    kopelmanews.comkopelmanews.com
    Home » RESILIENSI :  Kemampuan untuk Meningkatkan Resilience Pada Diri Kita
    Opini

    RESILIENSI :  Kemampuan untuk Meningkatkan Resilience Pada Diri Kita

    admin@kopelmanews.comBy admin@kopelmanews.com05/08/2025Tidak ada komentar246 Views
    Facebook Twitter Pinterest LinkedIn WhatsApp Reddit Tumblr Email
    Penulis | Mhd Zaki Fitnur, Mahasiswa Psikologi UIN Ar-Raniry
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

    Aceh, kopelmanews.com – Ditengah kehidupan yang tak menghadirkan gelombang tantangan dan kesulitan, kemampuan kita untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga harus bangkit dan bertumbuh, menjadi semakin penting. Inilah yang kita kenal dengan resiliensi.

    Kemampuan untuk meningkatkan ketahanan hidup (life resilience) pada diri kita bukan hanya menjadi topik dalam psikologi dan juga pengembangan diri, tetapi juga memiliki hasil praktis yang mendalam diberbagai aspek kehidupan. Individu yang resilien akan lebih mampu menjaga Kesehatan mental dan fisik, membangun hubungan yang lebih kuat, bahkan meraih kesuksesan dalam berbagai bidang.

    Apa itu Resiliensi?

    Menurut saya, resiliensi adalah kemampuan individu untuk beradaptasi secara positif dan bangkit dari berbagai kesulitan, trauma, ancaman, dan sumber stres lainnya. Resilience bisa diartikan sebagai proses belajar dan bertumbuh melalui pengalaman buruk, bukan hanya untuk kembali ke kondisi semula, tapi juga menjadi lebih kuat, bijaksana, dan bisa menghadapi rintangan hidup di masa yang akan datang dengan lebih efektif.

    Sejarah Resiliensi

    Sejarah resiliensi sebagai konsep pemberdayaan ketahanan hidup individu mengalami evolusi menarik berkat para tokoh visioner. Awalnya di dominasi fokus pada patologi, studi perintis Emmy Werner di kuasai pada tahun 1970-an tentang anak-anak berisiko tinggi yang tetap sukses membuka mata kita pada pentingnya factor pelindung dan kapasitas pemulihan. Menurut saya, karya Werner menjadi pondasi penting yang mengalihkan perhatian ke pemahaman mengapa Sebagian individu berhasil mengatasi kesulitan. Kemudian, gerakan psikologi positif yang dipelopori Martin Saligman sejak akhir tahun 1990-an semakin memperkuat fokus pada kekuatan dan kapasitas positif manusia, termasuk resiliensi, sebagai kunci kebahagiaan. Menurut saya, para tokoh ini menunjukkan bahwa manusia memiliki kapasitas luar biasa untuk mengatasi kesulitan dan berkembang.  

    Bukti Ilmiah tentang Meningkatkan Resiliensi

    Opini saya, bukti ilmiah yang mendukung peningkatan resiliensi semakin kuat dengan rincian partisipan dalam berbagai penelitian yang memberikan gambaran lebih komprehensif tentang efektivitas intervensi. Sebagai contoh, dalam studi-studi mengenai efektivitas Cognitive Behavioral Therapy (CBT) dan Acceptance and Commitment Therapy (ACT) dalam meningkatkan resiliensi, partisipan seringkali melibatkan beragam kelompok usia (anak-anak, remaja, dewasa, lansia), latar belakang budaya, dan populasi dengan kondisi psikologis yang berbeda (misalnya, individu yang mengalami stres kronis, kecemasan, depresi, atau trauma). Hasil yang konsisten menunjukkan peningkatan dalam kemampuan regulasi emosi, fleksibilitas kognitif, dan penerimaan diri di berbagai kelompok partisipan ini, yang merupakan komponen penting dari resiliensi.

    Menurut saya, keragaman partisipan dalam berbagai penelitian tentang peningkatan resiliensi adalah kekuatan penting dari bukti ilmiah yang ada. Ini menunjukkan bahwa prinsip-prinsip dan teknik untuk membangun resiliensi tidak terbatas pada kelompok tertentu, melainkan dapat diterapkan dan bermanfaat bagi individu dari berbagai usia, latar belakang, dan kondisi kehidupan. Rincian partisipan ini memperkuat keyakinan bahwa resiliensi adalah kapasitas manusia yang universal dan dapat ditingkatkan melalui upaya yang terarah dan berbasis bukti.

    Kesimpulan

    Resiliensi, yang didefinisikan sebagai kemampuan untuk beradaptasi positif dan bangkit dari kesulitan, merupakan aspek penting dalam menghadapi tantangan hidup. Ini menekankan bahwa resiliensi bukan hanya membantu bertahan, tetapi juga memungkinkan individu untuk bertumbuh menjadi lebih kuat dan bijaksana. Konsep ini telah bergeser dari fokus pada kelemahan menuju pemahaman akan kekuatan dan kapasitas pemulihan alami manusia. Bukti ilmiah dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa resiliensi dapat ditingkatkan melalui intervensi yang efektif, seperti CBT dan ACT, dan manfaatnya dirasakan oleh beragam kelompok individu. Dengan demikian, resiliensi dipandang sebagai keterampilan hidup yang esensial dan dapat dikembangkan oleh siapa saja untuk meningkatkan kesejahteraan secara menyeluruh.

    Acceptance and Commitment Therapy Cognitive Behavioral Therapy life resilience Resilience
    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email
    admin@kopelmanews.com
    • Website

    Related Posts

    Syakir Daulay: Generasi Muda Tabagsel di Perantauan Perlu Belajar Huruf Tulak Tulak

    06/16/2025

    Mengapa Kita Perlu Berhenti Menyamakan Bahasa Arab dengan Arab Melayu

    06/15/2025

    Kesadaran Kesehatan Meningkat, Tapi Apakah Gaya Hidup Kita Sudah Mengikutinya?

    06/15/2025
    Leave A Reply Cancel Reply

    Top Posts

    Ketenangan Jiwa dalam Zikir dan Doa

    05/09/20252,665

    Kenapa Gen Z Gampang Overthinking?

    06/12/20251,156

    Bumi Tak Butuh Kita Tapi Kita Butuh Bumi

    06/12/20251,032

    Menjaga Ruh Al-Mudarris (Jiwa Guru) Tetap Menyala di Era Artificial Intellegence

    11/26/2024532
    Don't Miss
    Top News

    Syakir Daulay: Generasi Muda Tabagsel di Perantauan Perlu Belajar Huruf Tulak Tulak

    By admin@kopelmanews.com06/16/20255

    Huruf tulak tulak atau yang sering kita dengar aksara Mandailing ini kan warisan leluhur kita dari Mandailing yang sudah ada sejak lama yang merupakan metamorfosa huruf Pallawa

    Mengapa Kita Perlu Berhenti Menyamakan Bahasa Arab dengan Arab Melayu

    06/15/2025

    Sikap Mahasiswa Aceh di Libya atas Polemik 4 Pulau Aceh

    06/15/2025

    Kesadaran Kesehatan Meningkat, Tapi Apakah Gaya Hidup Kita Sudah Mengikutinya?

    06/15/2025
    Stay In Touch
    • Facebook
    • Twitter
    • Pinterest
    • Instagram
    • YouTube
    • Vimeo
    • LinkedIn
    • TikTok
    • Threads

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from SmartMag about art & design.

    About Us
    About Us

    KOPELMANEWS
    Jl. Teuku Nek, Lamtheun, Kec. Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar, Aceh

    We're accepting new partnerships right now.

    Email Us: admin@kopelmanews.com
    Contact: +62 851 1720 2024

    Facebook X (Twitter) YouTube WhatsApp
    Our Picks

    Syakir Daulay: Generasi Muda Tabagsel di Perantauan Perlu Belajar Huruf Tulak Tulak

    06/16/2025

    Mengapa Kita Perlu Berhenti Menyamakan Bahasa Arab dengan Arab Melayu

    06/15/2025

    Sikap Mahasiswa Aceh di Libya atas Polemik 4 Pulau Aceh

    06/15/2025
    Most Popular

    Ketenangan Jiwa dalam Zikir dan Doa

    05/09/20252,665

    Kenapa Gen Z Gampang Overthinking?

    06/12/20251,156

    Bumi Tak Butuh Kita Tapi Kita Butuh Bumi

    06/12/20251,032
    Stats
    © 2025 KN Team
    • Home
    • Buy Now

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.