Aceh, kopelmanews.com – Indonesia sebuah Negara Yang kaya akan alamnya akan tetapi amat begitu disayangkan ada sebuah tempat di ujung Timur memiliki sumber daya yang melimpah, berdiri di atas emas, tidur disamping gunung emas. Tapi itu hanya ilusi semata bagi pejabat yang korup, penulis bukan maksud mejelekkan pemerintah, menghina pemerintah melainkan suara pena sang penulis membuka tabir dari tulisan dikarenakan tidak mampu untuk berkata-kata.
Dibalik surga ada neraka, dalam artian keindahan alam Papua yang memukau, tersembunyi sebuah kehidupan suku-suku pedalaman yang masih sangat jauh dari sentuhan modernitas, yang selalu mempertahankan tradisi leluhur di tengah tantangan zaman. Ada beberapa suku di Papua yaitu:
1. Suku Korowai
penghuni rumah pohon yaitu suku korowai ini mendiami hutan-hutan lebat di selatan Pegunungan Jayawijaya. Keunikan mereka terletak pada rumah pohon yang dibangun setinggi 8 hingga 45 meter, sebagai perlindungan dari binatang buas dan roh jahat. Hingga tahun 1970-an, mereka belum mengenal dunia luar dan hidup dalam isolasi. Kini sebagian telah berpindah ke pemukiman seperti kampung Yaniruma, namun banyak yang masih mempertahankan gaya hidup tradisional.
2. Suku Yali: Pejuang Dataran Tinggi
Berada di wilayah Pegunungan Jayawijaya, Suku Yali dikenal sebagai masyarakat pegunungan yang tangguh. Mereka tinggal di daerah terpencil yang hanya dapat diakses dengan berjalan kaki selama berjam-jam. Dengan tinggi rata-rata pria sekitar 150 cm, mereka hidup dari bercocok tanam dan berburu, serta menjaga tradisi seperti penggunaan koteka dan ritual pertukaran hadiah.
3. Suku Muyu: Penjaga Nilai Tradisional
Suku Muyu tinggal di sekitar Sungai Muyu, perbatasan Indonesia dan Papua Nugini. Mereka menggunakan kulit kerang (ot) dan gigi anjing (mindit) sebagai alat tukar dalam perdagangan. Mata pencaharian utama mereka adalah berburu, memelihara babi, dan memproduksi sagu. Kondisi tanah yang kurang subur sering menyebabkan kekurangan pangan di wilayah mereka.
4. Suku Nduga: Penghuni Pegunungan Tengah
Suku Nduga mendiami wilayah Pegunungan Tengah Papua, dengan populasi sekitar 96.928 jiwa. Mereka terbagi menjadi dua kelompok berdasarkan ketinggian tempat tinggal: dataran rendah dan dataran tinggi. Mata pencaharian mereka meliputi berburu, berkebun, dan memelihara ternak. Keterbatasan akses dan infrastruktur membuat mereka masih terisolasi dari perkembangan zaman.
5. Suku Asmat: Seniman Ukir dari Selatan
Suku Asmat terkenal dengan seni ukir kayu yang khas dan mendalam. Mereka tinggal di wilayah berawa di selatan Papua, dengan akses antar kampung yang sulit dan memakan waktu berjam-jam berjalan kaki. Masyarakat pesisir umumnya menjadi nelayan, sementara yang di pedalaman berburu dan bertani. Meskipun terkenal secara internasional, banyak komunitas Asmat masih hidup dalam keterbatasan.
Kehidupan suku-suku pedalaman Papua mencerminkan kekayaan budaya, alam yang luar biasa, namun juga menunjukkan tantangan besar dalam hal pembangunan dan akses terhadap layanan dasar. Upaya pelestarian budaya harus berjalan seiring dengan peningkatan kesejahteraan mereka, agar warisan leluhur tetap hidup tanpa mengorbankan hak dasar sebagai warga negara.
Dari narasi diatas dapat kita simpulkan bahwasanya beginilah keadaan Papua pedalaman bagaimana mirisnya kehidupan mereka sangat jauh tertinggal dengan daerah lain di indonesia, saya sebagai penulis opini ini berharap sebesar-besarnya agar pemerintah pusat bisa menangani masalah di Papua, karena Papua merupakan wilayah Indonesia dengan sumber kekayaan yang amat melimpah dan saya sebagai penulis hanya sebatas semampu saya pribadi dalam menyuarakan keadaan Papua disana, sekian dari saya pribadi semoga tuliasan saya bermanfaat bagi khalayak dan pembaca pada umumnya, salam semuanya saya pamit.