Close Menu
    What's Hot

    Sikap Mahasiswa Aceh di Libya atas Polemik 4 Pulau Aceh

    06/15/2025

    Fakultas Psikologi UIN Ar-Raniry Gelar Talkshow Internasional Series 2, “Phobia Pernikahan dari Tiga Belahan Dunia”

    06/01/2025

    Komunitas SAN Gelar Rapat Kerja dan Sosialisasi Pasar Modal Indonesia Bersama Korea Investment & Sekuritas Indonesia

    05/04/2025
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Minggu, Juni 15
    Facebook X (Twitter) Instagram
    kopelmanews.comkopelmanews.com
    Demo
    • Home
    • Nasional
    • Internasional
    • Politik
    • Pendidikan
    • Ekonomi
    • Olahraga
    • Kesehatan
    • Hiburan
    • Teknologi
    • Otomotif
    • Redaksi
    kopelmanews.comkopelmanews.com
    Home » Ketenangan Jiwa dalam Zikir dan Doa
    Opini

    Ketenangan Jiwa dalam Zikir dan Doa

    admin@kopelmanews.comBy admin@kopelmanews.com05/09/2025Tidak ada komentar2,665 Views
    Facebook Twitter Pinterest LinkedIn WhatsApp Reddit Tumblr Email
    Penulis | Azhari, Mahasiswa Psikologi UIN Ar-Raniry
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

    Aceh, kopelmanews.com – Di tengah derasnya arus kehidupan modern yang kian kompleks, banyak manusia kehilangan pegangan batin. Keresahan, kecemasan, dan kegelisahan menjadi bagian tak terpisahkan dari hari-hari kita. Dalam situasi seperti ini, agama hadir bukan sekadar sebagai identitas, melainkan sebagai sumber kekuatan jiwa. Salah satu jalan paling indah yang diajarkan Islam adalah melalui zikir dan doa.

    Zikir bukan hanya menggerakkan lisan menyebut nama Allah, tetapi juga menghidupkan hati. Ia adalah cara paling sederhana, namun paling dalam, untuk menghadirkan Allah dalam setiap denyut kehidupan. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman, “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang” (QS. Ar-Ra’d: 28). Pesan ini bukan sekadar tuntunan spiritual, tetapi juga menjadi solusi atas krisis ketenangan yang banyak melanda manusia hari ini.

    Begitu pula dengan doa. Ia adalah bentuk penyerahan total, sebuah pengakuan bahwa manusia lemah tanpa pertolongan Allah. Dalam doa, manusia menemukan harapan, kekuatan, dan arah. Doa menumbuhkan keyakinan bahwa tidak ada masalah yang terlalu besar bagi Allah untuk menyelesaikannya.

    Aceh, sebagai daerah yang lekat dengan nilai-nilai keislaman, memiliki tradisi zikir yang kuat. Dari balai pengajian hingga masjid-masjid gampong, lantunan kalimat suci menggema. Namun tantangan kita saat ini adalah menghidupkan kembali semangat zikir dan doa itu ke dalam keseharian, bukan hanya dalam bentuk seremonial, tetapi sebagai kebutuhan spiritual yang tumbuh dari kesadaran pribadi.

    Kita perlu menanamkan dalam diri bahwa zikir dan doa bukan sekadar aktivitas religius, melainkan kebutuhan jiwa. Di tengah dunia yang riuh dan kadang melelahkan, keduanya menjadi tempat berlindung paling aman. Tidak ada yang lebih menenangkan selain merasa dekat dengan Allah, merasa didengar, dan merasa dipedulikan.

    Zikir dan doa adalah pase di tengah padang gersang kehidupan. Keduanya adalah kekuatan tak terlihat yang menuntun manusia untuk tetap teguh, sabar, dan tenang. Maka mari kita kembali menyemai kekuatan ini, bukan hanya untuk diri kita sendiri, tetapi juga untuk membangun masyarakat Aceh yang lebih damai dan penuh berkah.

    AZHARI Mahasiswa Psikologi UIN Ar-Raniry Zikir dan doa
    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email
    admin@kopelmanews.com
    • Website

    Related Posts

    Mengapa Kita Perlu Berhenti Menyamakan Bahasa Arab dengan Arab Melayu

    06/15/2025

    Kesadaran Kesehatan Meningkat, Tapi Apakah Gaya Hidup Kita Sudah Mengikutinya?

    06/15/2025

    Self-Harm: Saat Remaja Berteriak dalam Diam

    06/14/2025
    Leave A Reply Cancel Reply

    Top Posts

    Ketenangan Jiwa dalam Zikir dan Doa

    05/09/20252,665

    Kenapa Gen Z Gampang Overthinking?

    06/12/20251,156

    Bumi Tak Butuh Kita Tapi Kita Butuh Bumi

    06/12/20251,032

    Menjaga Ruh Al-Mudarris (Jiwa Guru) Tetap Menyala di Era Artificial Intellegence

    11/26/2024532
    Don't Miss
    Opini

    Mengapa Kita Perlu Berhenti Menyamakan Bahasa Arab dengan Arab Melayu

    By admin@kopelmanews.com06/15/20256

    Yang terjadi sebenarnya adalah sebuah prestasi intelektual yang luar biasa. Nenek moyang kita mengambil sistem aksara Arab—yang dirancang untuk bahasa Semitik dengan struktur yang sangat berbeda—dan dengan jenius mereka adaptasi untuk bahasa Austronesia seperti Melayu

    Sikap Mahasiswa Aceh di Libya atas Polemik 4 Pulau Aceh

    06/15/2025

    Kesadaran Kesehatan Meningkat, Tapi Apakah Gaya Hidup Kita Sudah Mengikutinya?

    06/15/2025

    Self-Harm: Saat Remaja Berteriak dalam Diam

    06/14/2025
    Stay In Touch
    • Facebook
    • Twitter
    • Pinterest
    • Instagram
    • YouTube
    • Vimeo
    • LinkedIn
    • TikTok
    • Threads

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from SmartMag about art & design.

    About Us
    About Us

    KOPELMANEWS
    Jl. Teuku Nek, Lamtheun, Kec. Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar, Aceh

    We're accepting new partnerships right now.

    Email Us: admin@kopelmanews.com
    Contact: +62 851 1720 2024

    Facebook X (Twitter) YouTube WhatsApp
    Our Picks

    Mengapa Kita Perlu Berhenti Menyamakan Bahasa Arab dengan Arab Melayu

    06/15/2025

    Sikap Mahasiswa Aceh di Libya atas Polemik 4 Pulau Aceh

    06/15/2025

    Kesadaran Kesehatan Meningkat, Tapi Apakah Gaya Hidup Kita Sudah Mengikutinya?

    06/15/2025
    Most Popular

    Ketenangan Jiwa dalam Zikir dan Doa

    05/09/20252,665

    Kenapa Gen Z Gampang Overthinking?

    06/12/20251,156

    Bumi Tak Butuh Kita Tapi Kita Butuh Bumi

    06/12/20251,032
    Stats
    © 2025 KN Team
    • Home
    • Buy Now

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.