Aceh, kopelmanews.com – Di tengah derasnya arus kehidupan modern yang kian kompleks, banyak manusia kehilangan pegangan batin. Keresahan, kecemasan, dan kegelisahan menjadi bagian tak terpisahkan dari hari-hari kita. Dalam situasi seperti ini, agama hadir bukan sekadar sebagai identitas, melainkan sebagai sumber kekuatan jiwa. Salah satu jalan paling indah yang diajarkan Islam adalah melalui zikir dan doa.
Zikir bukan hanya menggerakkan lisan menyebut nama Allah, tetapi juga menghidupkan hati. Ia adalah cara paling sederhana, namun paling dalam, untuk menghadirkan Allah dalam setiap denyut kehidupan. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman, “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang” (QS. Ar-Ra’d: 28). Pesan ini bukan sekadar tuntunan spiritual, tetapi juga menjadi solusi atas krisis ketenangan yang banyak melanda manusia hari ini.
Begitu pula dengan doa. Ia adalah bentuk penyerahan total, sebuah pengakuan bahwa manusia lemah tanpa pertolongan Allah. Dalam doa, manusia menemukan harapan, kekuatan, dan arah. Doa menumbuhkan keyakinan bahwa tidak ada masalah yang terlalu besar bagi Allah untuk menyelesaikannya.
Aceh, sebagai daerah yang lekat dengan nilai-nilai keislaman, memiliki tradisi zikir yang kuat. Dari balai pengajian hingga masjid-masjid gampong, lantunan kalimat suci menggema. Namun tantangan kita saat ini adalah menghidupkan kembali semangat zikir dan doa itu ke dalam keseharian, bukan hanya dalam bentuk seremonial, tetapi sebagai kebutuhan spiritual yang tumbuh dari kesadaran pribadi.
Kita perlu menanamkan dalam diri bahwa zikir dan doa bukan sekadar aktivitas religius, melainkan kebutuhan jiwa. Di tengah dunia yang riuh dan kadang melelahkan, keduanya menjadi tempat berlindung paling aman. Tidak ada yang lebih menenangkan selain merasa dekat dengan Allah, merasa didengar, dan merasa dipedulikan.
Zikir dan doa adalah pase di tengah padang gersang kehidupan. Keduanya adalah kekuatan tak terlihat yang menuntun manusia untuk tetap teguh, sabar, dan tenang. Maka mari kita kembali menyemai kekuatan ini, bukan hanya untuk diri kita sendiri, tetapi juga untuk membangun masyarakat Aceh yang lebih damai dan penuh berkah.