Aceh, kopelmanews.com – Psikologi UINAR menggelar acara Obserfipsy bertema “Facing fears, finding strength : Menemukan keberanian dalam kegelapan”. Acara ini adalah sebuah acara yang bertujuan untuk memberikan strategi coping terhadap rasa takut pada setiap individu melalui observasi film “Orion and The Dark”. Acara ini menghadirkan pemateri hebat yaitu Ibu Siti Hajar Sri Hidayati, S.Psi.,S.Sos.I.,M.A., seorang dosen di Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, yang saat ini aktif menjadi dosen di Fakultas Psikologi UIN Ar-Raniry sekaligus menjadi Supervisor di Seca Community, guna memberi pemahaman yang mendalam terhadap strategi coping tersebut. (29/5)
KEGELAPAN DAN KETAKUTAN
Kegelapan dapat diartikan sebagai keadaan di mana sedikit atau tidak ada cahaya yang terlihat, atau keadaan yang gelap. Rasa ketakutan terhadap kegelapan sudah sangat familiar pada setiap kalangan individu.
Rasa “Takut” adalah salah satu dari emosi yang ada pada manusia. Manusia memiliki tahapan takut yang berbeda-beda, tergantung pada tahapan perkembangannya. Takut adalah hal normal yang terjadi pada diri seseorang.
Siti Hajar Sri Hidayati, memaparkan beberapa poin yang dapat kita ambil dari bidang psikologi perkembangan, terkait tahapan perkembangan ketakutan, yaitu :
- Tahap bayi (0-1 tahun). Pada tahapan ini, seseorang akan merasa takut akan kehilangan figur pengasuh.
- Tahap balita (1-3 tahun). Pada tahapan ini, seseorang akan merasa takut terhadap benda dan situasi tertentu.
- Tahap Pra-sekolah (3-6 tahun)
Pada tahapan ini, seseorang akan memiliki rasa takut untuk mengembangkan kemampuan diri, dan sering menghubungkan imajinasi yang ada terhadap monster, hantu, atau kegelapan. Hal ini dikarenakan pada usia tiga sampai enam tahun, manusia belum memiliki pemikiran yang konkret.
TRAUMA DAN PHOBIA
Trauma dan Phobia adalah jenis yang ada pada rasa takut. Dapat diartikan bahwa trauma adalah ketakutan yang memiliki sifat wajib dan jelas. Hal ini dikarenakan bahwa trauma dialami setelah kejadian dan pengalaman yang ada.
Phobia adalah rasa takut yang memiliki sifat tidak jelas. Hal ini dikarenakan adanya rasa imajinasi yang negatif terhadap sesuatu yang belum dilalui dan dialami. Salah satu contoh phobia adalah rasa takut terhadap kecoa, ketinggian, kedalaman, dan lain-lain.
STRATEGI COPING DALAM FILM “ORION AND THE DARK”
Coping dapat diartikan sebagai strategi penanganan stress. Mekanisme coping juga dapat diartikan sebagai jawaban dari rasa takut itu sendiri. Siti Hajar Sri Hidayati memaparkan pendapat bahwa, Dalam filim Orion and the dark, dapat diambil kesimpulan seorang anak yang mengalami rasa ketakutan akan kegelapan. Film tersebut juga menggambarkan bagaimana anak tersebut mengatasi rasa takut yang ada pada dirinya.
Mekanisme coping pada film tersebut menjelaskan bahwa seorang Orion mengatasi rasa takutnya dengan cara memilih berteman dengan Dark, yang selama ini menjadi momok yang menakutkan bagi dirinya. Orion memilih berfokus pada emosinya, yang perlahan mulai menyadari bahwa ketakutan yang dialaminya selama ini dapat diatasi.
Dapat diambil kesimpulan dalam bidang psikologi, bahwa Orion menggunakan strategi mekanisme coping :
- Desensitisasi : Mengurangi rasa takut secara perlahan
- Resiliensi : Konteks yang terkendali dan akhirnya membangun penerimaan.
Siti Hajar Sri Hidayati memberikan pesan diakhir pemaparannya “Takut itu normal, tapi kalau berlebihan itu negatif”
REFLEKSI
Acara ini juga mengadakan tahap refleksi kepada para peserta terhadap film yang bertajuk “Orion and The Dark”. Salah seorang peserta memaparkan refleksinya :
“Film ini membahas bahwa, setiap orang memang punya ketakutan, tapi ketakutan bukanlah penghalang, semua tergantung presepsi kita sendiri. Jangan terlalu negatif thinking, semua ada hikmahnya. Dibalik kegelapan ada kebahagiaan”.
Acara ini diadakan secara offline, yang berlokasi di Aula Teater Fakultas Kedokteran UIN Ar-Raniry Banda Aceh, pada Rabu, 28 mei 2025, pukul 08.00 hingga 12.00 WIB. Lebih dari 90 peserta terkhusus mahasiswa universitas dan siswa SMA, SMK, MA-sederajat turut serta dalam acara ini. Tingginya antusiasme peserta yang mengikuti acara ini, menunjukkan besarnya rasa ingin tahu untuk mengatasi rasa “Takut” yang menjadi momok menakutkan dalam diri seseorang.
Dengan semakin banyaknya program seperti ini, diharapkan Organisasi Mahasiswa Fakultas Psikologi dapat membuka wawasan bagi mahasiswa dan civitas akademika.
(ASFH)