Penulis: admin@kopelmanews.com
Yang terjadi sebenarnya adalah sebuah prestasi intelektual yang luar biasa. Nenek moyang kita mengambil sistem aksara Arab—yang dirancang untuk bahasa Semitik dengan struktur yang sangat berbeda—dan dengan jenius mereka adaptasi untuk bahasa Austronesia seperti Melayu
Aceh bukan tanah tanpa sejarah. Setiap pulau, setiap jengkal tanah, adalah bagian dari perjalanan panjang bangsa yang pernah merdeka sebelum republik ini lahir
Tantangan terbesar bukanlah kurangnya informasi, melainkan bagaimana kita bisa disiplin dan terus menerapkan kebiasaan sehat dalam keseharian.
Bahaya dari self-harm sendiri lebih besar daripada luka yang terlihat di kulit.
Budaya Akademik dan Tekanan Sosial Lingkungan kampus secara tidak langsung menciptakan norma-norma sosial yang menentukan perilaku “aman” dan “berisiko”.
Manusia dapat menemukan makna hidup bahkan dalam situasi yang paling sulit
Keterkaitan antar kedua tulisan bahasa ini sangat erat karena keseluruhan penulisan huruf arab melayu itu berasal dari huruf-huruf arab
Aceh, kopelmanews.com – Sukses itu harus punya rumah sebelum 30, Kalau belum jadi manajer di usia 28, kamu telat, Lihat si A, sudah bisnis sendiri. Kamu kapan?” Kalimat-kalimat ini seringkali terdengar enteng, seolah hanya obrolan ringan. Namun bagi sebagian besar generasi muda, terutama kalangan milenial dan Gen Z, kalimat semacam ini bisa menjadi beban psikologis yang tak kasat mata—berubah menjadi suara internal yang menuntut tanpa henti: aku harus cepat, aku harus sukses, aku harus jadi sesuatu sebelum 30 tahun. Fenomena ini bukan isapan jempol. Di balik gaya hidup fleksibel dan budaya “self love” yang ramai di media sosial, ada tekanan…
keberadaan problem emosional (emotional problem) dapat menjadi satu dari sejumlah kompetensi kejiwaan yang dapat berfungsi sebagai “senjata” yang membantu remaja menghadapi problem tersebut
Menurut White dan Horvitz , self diagnose adalah upaya memutuskan bahwa diri sendiri sedang mengidap suatu penyakit berdasarkan informasi yang diketahui