Close Menu
    What's Hot

    Sikap Mahasiswa Aceh di Libya atas Polemik 4 Pulau Aceh

    06/15/2025

    Fakultas Psikologi UIN Ar-Raniry Gelar Talkshow Internasional Series 2, “Phobia Pernikahan dari Tiga Belahan Dunia”

    06/01/2025

    Komunitas SAN Gelar Rapat Kerja dan Sosialisasi Pasar Modal Indonesia Bersama Korea Investment & Sekuritas Indonesia

    05/04/2025
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Minggu, Juni 15
    Facebook X (Twitter) Instagram
    kopelmanews.comkopelmanews.com
    Demo
    • Home
    • Nasional
    • Internasional
    • Politik
    • Pendidikan
    • Ekonomi
    • Olahraga
    • Kesehatan
    • Hiburan
    • Teknologi
    • Otomotif
    • Redaksi
    kopelmanews.comkopelmanews.com
    Home » Psikologi Sosial dan Budaya Akademik: Kenapa Kita Takut Salah di Depan Kelas?
    Opini

    Psikologi Sosial dan Budaya Akademik: Kenapa Kita Takut Salah di Depan Kelas?

    admin@kopelmanews.comBy admin@kopelmanews.com06/14/2025Updated:06/14/2025Tidak ada komentar34 Views
    Facebook Twitter Pinterest LinkedIn WhatsApp Reddit Tumblr Email
    Penulis : Alfi Sulthani, Mahasiswa Prodi Psikologi, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh.
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

    Aceh, kopelmanews.com – Kita semua pernah merasakannya—tangan dingin saat diminta presentasi, jantung berdebar saat dosen menunjuk nama, atau rasa malu yang tidak rasional saat bertanya di depan kelas. Sebagai mahasiswa psikologi, saya makin sadar bahwa rasa takut itu bukan sekadar kurang percaya diri. Itu adalah bagian dari dinamika psikologi sosial yang hidup dalam budaya akademik kampus kita.

    Psikologi sosial tidak melulu soal eksperimen klasik seperti Milgram atau Asch. Di balik itu, ada realitas psikologis yang membentuk perilaku kita dalam kelompok, termasuk dalam dunia perkuliahan. Dalam konteks mahasiswa, budaya kompetitif, tekanan performatif, dan ketakutan terhadap evaluasi sosial menjadi medan konflik internal yang jarang disadari.

    Budaya Akademik dan Tekanan Sosial Lingkungan kampus secara tidak langsung menciptakan norma-norma sosial yang menentukan perilaku “aman” dan “berisiko”. Bertanya di kelas, misalnya, bisa jadi dianggap “cari perhatian” atau “sok tahu”. Akibatnya, banyak mahasiswa lebih memilih diam, meskipun sebenarnya mengerti atau ingin tahu lebih dalam.

    Fenomena ini erat kaitannya dengan evaluation apprehension—ketakutan dinilai oleh orang lain—yang dijelaskan dalam teori Zajonc (1965) tentang pengaruh kehadiran sosial terhadap performa. Dalam kondisi “ditonton”, mahasiswa bisa mengalami penurunan performa jika belum merasa terampil (social inhibition), sedangkan mereka yang sudah percaya diri justru tampil lebih baik (social facilitation).Artinya, bukan hanya kesiapan kognitif yang penting, tapi juga konteks sosial yang mendukung atau menghambat perilaku akademik mahasiswa.

    Dampaknya Lebih Dalam dari yang Kita DugaJika dibiarkan, tekanan sosial semacam ini bisa membentuk mahasiswa menjadi pribadi yang pasif, takut mencoba, dan terlalu fokus pada penerimaan sosial daripada proses belajar itu sendiri. Ini juga bisa berdampak pada conformity—di mana seseorang mengikuti pendapat mayoritas meski bertentangan dengan pikirannya sendiri (Asch, 1951).

    Lebih jauh lagi, mahasiswa bisa mengalami pluralistic ignorance—keyakinan bahwa dirinya sendirilah yang “aneh” atau “kurang paham”, padahal sebenarnya banyak teman sekelas juga merasakan hal serupa.Psikologi Sosial untuk Mahasiswa: Solusi dari DalamSebagai mahasiswa psikologi, kita tidak bisa hanya menyalahkan sistem.

    Kita harus mulai mengubah cara pandang kita sendiri terhadap kelas sebagai ruang tumbuh, bukan ruang penghakiman. Ini bisa dimulai dari hal sederhana: aktif bertanya, memberi dukungan saat teman berbicara, atau bahkan mengajak diskusi informal setelah kelas.

    Dosen juga memiliki peran penting dalam membentuk iklim sosial yang suportif. Dalam suasana yang tidak mengintimidasi, mahasiswa akan lebih berani menunjukkan potensi akademiknya. Seperti yang dikatakan oleh Aronson et al. (2019), lingkungan sosial yang positif dapat meningkatkan motivasi belajar dan rasa keterlibatan individu dalam kelompok.

    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email
    admin@kopelmanews.com
    • Website

    Related Posts

    Mengapa Kita Perlu Berhenti Menyamakan Bahasa Arab dengan Arab Melayu

    06/15/2025

    Kesadaran Kesehatan Meningkat, Tapi Apakah Gaya Hidup Kita Sudah Mengikutinya?

    06/15/2025

    Self-Harm: Saat Remaja Berteriak dalam Diam

    06/14/2025
    Leave A Reply Cancel Reply

    Top Posts

    Ketenangan Jiwa dalam Zikir dan Doa

    05/09/20252,665

    Kenapa Gen Z Gampang Overthinking?

    06/12/20251,156

    Bumi Tak Butuh Kita Tapi Kita Butuh Bumi

    06/12/20251,032

    Menjaga Ruh Al-Mudarris (Jiwa Guru) Tetap Menyala di Era Artificial Intellegence

    11/26/2024532
    Don't Miss
    Opini

    Mengapa Kita Perlu Berhenti Menyamakan Bahasa Arab dengan Arab Melayu

    By admin@kopelmanews.com06/15/20254

    Yang terjadi sebenarnya adalah sebuah prestasi intelektual yang luar biasa. Nenek moyang kita mengambil sistem aksara Arab—yang dirancang untuk bahasa Semitik dengan struktur yang sangat berbeda—dan dengan jenius mereka adaptasi untuk bahasa Austronesia seperti Melayu

    Sikap Mahasiswa Aceh di Libya atas Polemik 4 Pulau Aceh

    06/15/2025

    Kesadaran Kesehatan Meningkat, Tapi Apakah Gaya Hidup Kita Sudah Mengikutinya?

    06/15/2025

    Self-Harm: Saat Remaja Berteriak dalam Diam

    06/14/2025
    Stay In Touch
    • Facebook
    • Twitter
    • Pinterest
    • Instagram
    • YouTube
    • Vimeo
    • LinkedIn
    • TikTok
    • Threads

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from SmartMag about art & design.

    About Us
    About Us

    KOPELMANEWS
    Jl. Teuku Nek, Lamtheun, Kec. Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar, Aceh

    We're accepting new partnerships right now.

    Email Us: admin@kopelmanews.com
    Contact: +62 851 1720 2024

    Facebook X (Twitter) YouTube WhatsApp
    Our Picks

    Mengapa Kita Perlu Berhenti Menyamakan Bahasa Arab dengan Arab Melayu

    06/15/2025

    Sikap Mahasiswa Aceh di Libya atas Polemik 4 Pulau Aceh

    06/15/2025

    Kesadaran Kesehatan Meningkat, Tapi Apakah Gaya Hidup Kita Sudah Mengikutinya?

    06/15/2025
    Most Popular

    Ketenangan Jiwa dalam Zikir dan Doa

    05/09/20252,665

    Kenapa Gen Z Gampang Overthinking?

    06/12/20251,156

    Bumi Tak Butuh Kita Tapi Kita Butuh Bumi

    06/12/20251,032
    Stats
    © 2025 KN Team
    • Home
    • Buy Now

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.