Aceh, kopelmanews.com – Kita hidup di dalam dunia yang penuh dengan perbandingan, standar yang sempurna, serta ekspektasi yang terlalu tinggi dari orang-orang. Di balik layar ponsel yang terus kita geser setiap harinya, ada wajah-wajah yang tampak lebih sukses, lebih cantik, lebih pintar, dan tampaknya lebih segalanya daripada kita. Lalu tanpa sadar, kita mulai merasa tidak cukup dengan apa yang dimiliki diri sendiri. Kita mulai mempertanyakan kepada diri sendiri, kenapa tidak mampu mendapatkan hal yang sama seperti mereka. Sebenarnya bukan karena kita tidak mampu, tapi karena terlalu sering membandingkan diri sendiri dengan orang lain yang menyebabkan insecure tumbuh dalam jiwa. Padahal, apa salahnya kita bersyukur atas apa yang sudah ada pada diri kita.
Apa itu insecure?
Insecure merupakan perasaan yang tidak aman, tidak percaya diri, cemas, dan ragu terhadap diri sendiri atau pada situasi. Seseorang yang merasa insecure sering merasa tidak mampu atau tidak cukup baik dibandingkan dengan orang lain, insecure dapat menjadi musuh dalam diri yang terus menggerogoti keyakinan, harga diri, dan keberanian untuk terus melangkah. Insecure bukan hanya soal kurang percaya diri saja, ia bisa berakar dari banyak hal seperti pengasuhan yang keras dari orang terdekat, lingkungan yang meremehkan terhadap potensi diri, atau ekspektasi sosial yang tidak realistis. Kalimat seperti “Masa segitu aja gak bisa?” atau “Coba lihat si A, dia aja bisa” dapat menjadi racun psikologis yang membuat kita mulai meragukan nilai dan kemampuan diri sendiri.
Insecure membuat kita takut untuk mencoba hal yang baru karena takut akan kegagalan, takut mengekspresikan diri karena takut dihakimi orang lain. Bahkan, kita bisa jadi orang yang paling kejam terhadap diri sendiri karena seringnya mengkritik terus-menerus, meragukan keputusan, menyabotase kesempatan yang ada. Dalam banyak kasus, sebenarnya bukan dunia yang menghalangi kita untuk maju, tetapi suara dari dalam kepala yang terus berkata, “Kamu gak cukup baik.” Disitulah saat diri sendiri berubah menjadi musuh utama.
Zaman sekarang, semua orang sudah bersahabat dengan media sosial, bahkan media sosial sendiri dapat memperparah semuanya. Kita hanya melihat potongan kecil dari hidup terbaik orang lain, bukan kenyataan yang menyeluruh, lalu membandingkannya dengan hidup diri sendiri yang penuh proses dan ketidaksempurnaan, yang membuat rasa insecure semakin bergejolak di dalam diri. Kita lupa bahwa semua orang hanya memilih untuk memamerkan keberhasilannya saja bukan perjuangan dan proses dari keberhasilan itu. Akhirnya, kita tenggelam dalam rasa tidak berharga, tidak percaya diri, padahal yang kita lihat bukanlah kebenaran sepenuhnya bisa jadi, orang yang terlihat baik-baik saja di luar, sebenarnya sedang berperang di dalam dirinya sendiri untuk mengejar ekspektasi orang lain.
Lalu, bagaimana cara melawan insecure ini?
Sering kali kita terburu-buru ingin sembuh dari rasa insecure, ingin langsung percaya diri dan yakin tanpa proses. Padahal, yang sebenarnya kita butuhkan adalah waktu dan ruang untuk menyadari bahwa diri kita tidak harus sempurna untuk menjadi berharga. Kita tidak harus memenuhi semua ekspektasi agar layak dicintai, diakui, dan dihargai. Melawan insecure dapat dimulai dari langkah yang sederhana namun paling penting, yaitu mengakui bahwa perasaantidak aman, ragu, dan kurang percaya diri itu ada. Perasaan ini valid, bukan sesuatu yang harus disembunyikan atau dianggap sebagai kelemahan. Justru, dengan mengenali dan memahami insecure dalam diri, kita sedang membuka pintu menuju penerimaan diri yang lebih sehat.
Kita sedang belajar berdamai dengan diri sendiri dan itu adalah perjuangan yang jauh lebih sulit daripada kelihatannya. Butuh kekuatan untuk terus melangkah dan setiap langkah kecil menuju penerimaan diri adalah kemenangan. Saat kita mulai berhenti membandingkan diri, mulai menghargai proses, dan mulai menyayangi diri sendiri meski belum sempurna, di situlah titik baliknya dimulai. Dan percayalah, keberanian untuk mencintai diri sendiri apa adanya adalah salah satu bentuk kekuatan paling nyata yang bisa dimiliki siapa pun.